Senin, 07 April 2014

Menjadi Muslimah Kafah

Judul: Muslimah Banget; Jaga Diri karena Kamu Istimewa
Penulis: Naurel Firdaus
Penerbit: de TEENS, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Maret 2014
Tebal: 140 halaman
Dimuat di: Radar Madura, 6 April 2014

Kanjeng Nabi Muhammad mengungkapkan bahwa saat diperkenankan melihat surga penghuninya mayoritas fuqara (orang miskin) dan ketika menyaksikan neraka kebanyakan penduduknya adalah perempuan (HR. Bukhari). Sabda ini menimbulkan tanda tanya sekaligus kecemburuan. Kenapa mesti perempuan? Karena yang mengatakan berjenis kelamin laki-laki, bisa saja sebagian orang menuduh hadis tersebut bias gender untuk melanggengkan budaya patriarki.

Pada 14 abad yang lalu, Rasulullah mengatakan hadis itu bukan untuk merendahkan apalagi melecehkan kaum hawa. Perempuan hingga saat ini tetap tiang agama. Sebagian besar perempuan menjadi penghuni neraka karena mereka tidak bisa menjaga keistimewaan yang Allah berikan. Sesuatu yang istimewa yang semestinya tertutup malah diumbar ke publik. Inilah yang menyebabkan perempuan masuk neraka.

Agar perempuan tidak masuk kelompok mayoritas kedua dalam hadis di atas, jadilah muslimah kafah. Ya, muslimah yang sempurna. Identitas Islam yang tidak hanya dalam catatan kependudukan, tapi Islam yang tertancap dalam hati dan terpancar melalui perilaku dan pola hidup yang islami. Muslimah yang demikian bisa dipastikan kelak tidak akan bersama mayoritas perempuan yang mendapatkan azab yang pedih dari Allah karena keislamannya, kata anak muda sekarang, pakek banget.

Namun, menjadi muslimah kafah (banget) tidak mudah, apalagi di era saat ini yang pada satu sisi ingin tetap gaul dan sesuai tren kekinian, tapi di sisi lain dituntut menjadi muslimah sejati. Sementara fashion yang sedang digandrungi banyak kaum hawa terkadang tidak memenuhi unsur syariat. Dalam kondisi dilema inilah terkadang syariat digadaikan demi tren dan gaul. Identitas kependudukan tidak berbanding lurus dengan perilaku.

Agar tidak mudah tertipu oleh fashion modern, seorang muslimah harus mengetahui batasan aurat, karena aurat perempuan berbeda dengan aurat laki-laki. Sesuatu yang tidak boleh dilihat dari kaum Adam hanya dari pusar sampai lutut, sementara perempuan semua anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan (hlm. 37). Dengan selalu berpatokan pada konsensus (ijma) ulama ini, seorang muslimah bisa menimbang pakaian yang layak dipakai di ruang privat dan publik.

Hal lain yang tak kalah penting selain menutupi aurat adalah menjaga keistimewaan yang Allah berikan dari hal-hal yang memicu kemaksiatan yang ditimbulkan dari cara berbusana seorang muslimah. Pakaian ketat (transparan), misalnya. Selain memicu lahirnya pelecehan seksual, juga dapat mengganggu kesehatan. Sebagaimana hasil penelitian yang dilansir majalah kedokteran Inggris, bahwa pakaian ketat (transparan) dapat menimbulkan penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuh (hlm. 48).

Dengan demikian, apakah seorang muslimah harus ketinggalan zaman dan tidak boleh gaul? Tentu tidak. Bahkan Islam menganjurkan untuk hidup gaul, tapi bukan gaul dalam terminologi anak muda sekarang. Gaul ala Islam tidak bersifat hura-hura, tapi gaul yang menguntungkan dan menenteramkan hidup di dunia sampai di akhirat kelak.

Menjaga dan menutupi aurat serta berperilaku gaul ala Islam bagian kecil dari cara menjadi muslimah kafah yang diungkapkan Naurel Firdaus. Buku Muslimah Banget; Jaga Diri Karena Kamu Istimewa mengeksplorasi secara mendalam banyak hal tentang keperempuanan yang harus diketahui kaum hawa.

Secara khusus buku setebal 140 halaman terbitan de TEENS tersebut sangat cocok untuk cewek-cewek remaja muslimah karena bahasa yang digunakan penulis mengikuti kecenderungan berbahasa anak muda yang sedikit alay, tapi tak mengurangi substansi yang hendak penulis sampaikan.

Kendati demikian, bukan lantas perempuan dewasa dan laki-laki tak perlu untuk membacanya, sebab di dalamnya juga menyinggung kehidupan perempuan dewasa dan laki-laki yang meski bertanggung jawab atas perilaku istri dan putrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar