Minggu, 16 Februari 2014

Indonesia Menginspirasi

Judul: Indonesia Berani
Penulis: Tim Kick Andy
Penerbit: Bentang
Terbitan: Pertama, Oktober 2013
Tebal: 293 halaman
ISBN: 978 602 7888 82 1
Dimuat di: Tribun Jogja

Buku Indonesia Berani membangkitkan semangat. Setiap halamannya bertabur inspirasi. Di tengah derasnya pemberitaan carut marut bangsa Indonesia, buku setebal 293 itu memberikan harapan akan masa depan bangsa yang lebih baik. Dari buku tersebut terungkap, ternyata masih banyak orang yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan negeri ini.

Sekalipun mengabdi di pelosok nan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, namun kiprah tokoh-tokoh pilihan tersebut tak bisa disembunyikan. Bau harum kiprah dan pengabdian orang-orang yang berani menempuh jalan hidup luar biasa tetap terendus. Mereka mencurahkan pikiran dan keringat demi masa depan bangsa Indonesia, meski tidak semuanya berwarga negara Indonesia.

Mereka berbuat bukan atas kepentingan citra, melainkan murni karena panggilan jiwa. Demikian yang dilakukan Siswanto dan Abdul Rahim melalui Komunitas Sapu Bersih (Saber). Salah satu kegiatan hariannya adalah menyapu dan membersihkan paku-paku di jalanan. Mereka bekerja secara suka rela meskipun risiko yang dihadapi tidak ringan. Sekalipun terlihat sederhana, menjadi relawan di komunitas tersebut membutuhkan pengorbanan dan keberanian. Namun demikian tidak sedikit warga yang tertarik dan menjadi bagian komunitas yang berdiri pada 5 Agustus 2011.

Saat ini sudah terdapat 21 relawan dan sekitar 220 orang simpatisan. Mereka mengabdi untuk keselamatan pengendara disela-sela bekerja untuk memenuhi nafkah keluarga (hlm. 175-178).

Sekalipun pengabdiannya jelas-jelas untuk kepentingan orang banyak, namun masih saja ada cibiran dan cacian. Hal itu nyaris dialami semua tokoh dalam buku terbitan Bentang itu. Tapi mereka mampu melaluinya, karena memang bukan dimaksudkan untuk pencitraan. Bagi pengabdi, sanjungan dan cacian sama saja.

Pelajaran berharga yang bisa kita petik hikmahnya dari mereka, untuk berkontribusi tak perlu menunggu kaya dan melakuakan hal besar serta pandang tempat atau orang. Ada banyak jalan untuk mengabdi

Annette Horschmann telah memberi contoh. Perempuan asal Jerman mengabdikan diri pada kebersihan Danau Toba. Apa yang dilakukan Annette pada awalnya memang terlihat ganjil dan mustahil berhasil. Mungkin karena berfikir demikian teman-teman sesama turis menolak untuk membantunya. Namun usahanya saat ini sudah sukses, bahkan eceng gondok yang selalu mengotori danau kini bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis (hlm. 135-137).

Demikian pula yang dilakukan Andre Graff dengan membuat sumur di Desa Waru Wora, Waikabubak, Nusa Tenggara Timur. Warga negara Prancis tersebut meninggalkan pekerjaannya sebagai pilot balon udara dan pemimpin perusahaan balon udara dengan penghasilan Rp 50 juta per bulan, dan beralih menjadi penggali sumur untuk warga (hlm. 137-140).

Kita sebagai penduduk asli warga negara Indonesia perlu malu kepada “bule-bule” yang mengabdikan diri untuk bangsa ini. Sebagai warga negara yang baik juga patut malu kepada mereka yang berani melawan keterbatasan dan menggapai mimpi.

Alberta Dany Setiawan salah satu di antara mereka. Terlahir tanpa kedua tangan tak membuatnya selalu bergantung kepada orang lain. Peraih anugerah MURI tersebut lincah memainkan gitar dengan kaki. Prestasinya bermain musik sejajar dengan jawara-jawar tak tunadaksa.

Selain bermain musik, Aceng, sapaannya, juga bisa mengendarai motor dan mobil sendiri. Untuk menyetir mobil misalnya, mulai dari membuka pintu, menginjak pedal, memutar kunci memasukkan gigi persneling, hingga memegang kemudi dilakukan dengan kaki (hlm. 3).

Kamis, 13 Februari 2014

Hidup Mulia di Usia Remaja

Judul : Yang Muda yang Bahagia

Penulis : Wajihudin Alantaqi
Penerbit: Marja, Bandung
Terbitan: Pertama, September 2013
Tebal : 166 halaman
ISBN : 979245723-2
Dimuat di: Nabawia.com

Peranan pemuda tak bisa diremehkan sekalipun masih ada sebagian orang yang meragukan kiprahnya. Peringatan sumpah pemuda pada tiap tanggal 10 November bukti kiprah pemuda dalam perjuangan bangsa. Proklamator sekaligus Presiden pertama RI Soekarno mengatakan hanya membutuhkan 10 orang pemuda untuk mengubah dunia.

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tidak lepas dari ambil bagian anak muda dalam mengusir penjajah. Jika masih meragukan keterlibatan pemuda dalam perjuangan, euforia reformasi yang sedang berjalan juga karena perjuangannya. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam diri pemuda memang terdapat idealisme dan keberanian melawan segala bentuk penindasan.

Jika menoleh ke sejarah umat terdahulu di luar sana, remaja-remajanya juga melakukan hal serupa. Di antara mereka ada Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Yusuf, ashabul ukhdud, ashabul kahfi, dan para sahabat Rasulullah. Mereka pribadi-pribadi unggul dan kuat sejak muda dalam berjuang mewujudkan perubahan yang sangat dibutuhkan zamannya (hlm. 16-23).

Bagaimana dengan remaja masa kini? Menyaksikan pola tingkah anak muda yang diekspos di televisi dan surat kabar begitu mengkhawatirkan. Keterlibatannya dalam perilaku tak terhormat begitu memprihatinkan. Memang tidak semua remaja demikian, namun yang demikian lebih dominan dan menonjol ketimbang remaja yang berdedikasi dan berprestasi.

Seks bebas, narkoba, miras, tauran dan segala macam perbuatan tidak terhormat lainnya mulai menjadi budaya dan dianggap gaul dikalangan remaja. Hal itu terjadi salah satunya disebabkan kesalahan cara pandang hidup. Masa muda dianggap kesempatan untuk bersenang-senang dan foya-foya (hlm. 13-14).

Menikmati kebahagiaan memang bukan hal yang salah selama dalam koridor yang benar dan tak menyalahi norma. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Pada saat yang bersamaan datangnya kematian tidak terpikirkan. Padahal tidak ada yang tahu dengan rahasia Ilahi. Sehingga dalam keseharian tidak banyak aktivitas yang diorientasikan kepada kehidupan setelah mati. Oleh karenanya, penting mengingat kematian sejak remaja untuk menghindari sikap berlebih-lebihan dalam hidup dan memotivasi diri berbuat yang terbaik untuk publik (hal. 82-83).

Pergantian tahun memontem untuk refleksi (muhasabah) atas aktivitas selama satu tahun. Malam pergantian tahun bukan diperingati dengan hura-hura, apalagi dengan melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan keperjakaan/keperawanan sebagaimana telah menjadi rahasia umum. Sangat tak rasional menjadikan hal itu sebagai kenangan-kenangan.

Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Karena mulai saat dikategorikan sebagai orang baligh segala ketentuan syariat mulai berlaku. Demikian juga dengan undanga-undanga negara. Perbuatan-perbuatan yang dianggap gaul anak muda, sebagain besar, selain melanggar norma agama juga melanggar hukum. Ketika perilaku tersebut menyeret ke balik jeruji besi polisi dan penjara akhirat masihkah dikatakan perbaikan mulia?

Wajihudin Alantaqi melalui buku Yang Muda yang Bahagia memberikan tuntutan hidup mulia nan bahagia bagi para remaja. Dalam buku terbitan Marja setebal 166 itu dieksplorasi bagaimana mestinya remaja bertindak dan bersikap.

Selasa, 04 Februari 2014

Berpenampilan Cantik dan Sehat

Judul: Beauty & Health
Penulis: Tim Bentang Belia
Penerbit: Bentang Belia
Terbitan: Juli 2013
Tebal: 113 halaman
ISBN: 978-602-7975-39-2
Dimuat di: Media Mahasiswa

Semua orang berusaha tampil sempurna. Tak ada orang yang mau berpenampilan acak-acakan di depan publik, terlebih kaum hawa. Semuanya pasti ingin terlihat cantik menawan. Apalagi cantik adalah salah satu pertimbangan kaum adam memilih pasangan hidup.

Kecantikan identik dengan alat-alat kosmetik. Syukur kita hidup di era yang mendapat kemudahan mengakses peralatan kosmetik. Setiap hari kita dijejali iklan menggoda seputar peralatan yang bisa membuat lebih cantik. Harga yang terjangkau memungkinkan setiap orang berpenampilan cantik. Sudah tak ada rintangan untuk tampil menawan tanpa pandang kelas sosial.

Hal ini berbeda dengan orang-orang terdahulu. Sekalipun budaya bersolek telah dilakukan sejak ribuan tahun Sebelum Masehi, tidak semua orang bisa tampil cantik menawan. Hanya keluarga istana yang memungkinkan mendapatkan alat-alat kosmetik.

Ikon kecantikan Mesir, Ratu Cleopatra, ribuan tahun lalu Sebelum Masehi sudah mengenakan lipstik. Dan pada saat itu minyak wangi dan salep untuk menutup bau badan sudah cukup dikenal, tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya (hlm. 4-5).

Sementara di Cina, orang-orang mulai mengenal bedak untuk membuat kulit menjadi putih dan halus. Di Eropa sudah menggunakan blush on untuk membuat rona di pipi mereka (hlm. 5).

Namun, sekalipun kita saat ini sangat mudah mendapatkan itu semua, bukan lantas kita bisa membeli seenaknya asal ada uang. Perempuan smart bukan hanya perlu membeli alat kosmetik yang dapat menambah kecantikan tapi juga harus selektif memilih. Pasalnya, sekarang banyak alat kosmetik palsu yang tidak menyehatkan.

Buku Beauty & Health memaparkan bagaimana seharusnya kita memilih dan menggunakan produk kosmetik yang dapat mempercantik, dan yang tak kalah penting menyehatkan. Perempuan smart tak cukup hanya memiliki segala merk produk kosmetik, tapi juga perlu memiliki dan membaca buku terbitan Bentang Belia ini.

Perempuan smart adalah perempuan yang bisa menghemat uang tapi tetap berpenampilan cantik. Pembaca akan menemukan rahasianya dalam buku sederhana namun cukup berharga ini.

Di dalam buku setebal 133 halaman itu terdapat 28 tips yang harus diperhatikan untuk tampil cantik. Mulai dari cara merias wajah, memilih parfum, tubuh lansing, makanan yang membuat awet muda dan alat kosmetik yang bisa dibuat sendiri. Sebelum bersolek baca bismillah dan Beauty & Health Handbook agar hasilnya lebih cantik.