Selasa, 30 Juli 2013

Sains Bumi Berbicara Al Qur’an

Judul : History of Earth: Menyingkap Keajaiban Bumi dalam Al-Quran
Penulis : Ir. Agus Haryo Sudarmojo
Penerbit : Bunyan (PT. Bentang Pustaka)
Cetakan : I, Maret 2013
Tebal : xvi + 220 halaman
ISBN : 978-602-7888-18-0
Dimuat di: Madura Channel

Komaruddin Hidayat pernah mengatakan belajar Al Qur'an tidak cukup dengan hanya menguasai bahasa Arab. Tapi membutuhkan disiplin ilmiah. Ketika Al Qur'an bicara laut maka perlu ilmu kelautan, ketika bicara bintang butuh ilmu astronomi, ketika bicara kesehatan butuh ilmu kesehatan.

Namun tampaknya buku-buku tafsir yang mencoba mendialogkan ayat Al Qur'an dengan sains modern masih belum banyak. Agus Haryo Sudarmoko dalam buku History of Earth, mencoba menyingkap keajaiban bumi dalam Al Qur'an dengan tafsir ilmiah.

14 abad yang lalu, Allah telah berfirman: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi (At thalaq: 12). Sains modern membenarkan firman Allah tersebut. Struktur langit terdiri dari tujuh lapis, troposphere, stratosphere, ozonosphere, mesosphere, ionosphere, exsosphere, dan magnetosphere. Demikian juga bumi, terdiri dari crust (0-60 km), upper (60-400 km), transition region (400-650 km), lower mantle (650-2.700 km), discontinuity (2.700-2.890 km), outer core (2.890-5.150 km), dan inner core (5.150-6.378 km). (hal. 52-53) [hal. 152].

Dan pada Surat As-Sajadah ayat 4, Allah menjelaskan bahwa langit dan bumi diciptakan dalam enam masa. Pada ayat lain, Surat Fushshilat: 9 menyebut bumi diciptakan dalam dua masa. Berlandaskan pada umur meteorit tertua yang ditemukan, para ahli geologi menyatakan bahwa bumi berusia 4,56 x 109 tahun (hlm. 18).

Perbandingan umur bumi dan langit adalah 2 : 6 = 1 : 3, sehingga bisa dihitung umur langit 4,56 x 109 x 3 = 13,68 x 109 tahun atau 4,56 x 109 : 2 = 2,28 x 109 tahun. Jadi, umur alam semesta sejak pemisahan langit dan bumi versi Al Quran yaitu 6 x 2,28 x 109 tahun = 13,68 x 109 tahun.

Jika dibandingkan dengan versi sains yang mengatakan bahwa umur alam semesta sejak peristiwa Big Bang adalah 13,7 x 109 tahun, maka terdapat selisih sekitar 20 juta tahun. Dalam ilmu kosmologi, perbedaan ini dapat ditoleransi. Berdasarkan perhitungan sederhana tersebut, penulis menyimpulkan bahwa peristiwa Big Bang jelas terkait dengan kehadiran planet bumi yang tercipta kurang lebih sembilan miliar tahun setelah ledakan dahsyat kosmis tersebut (hlm. 19).

Namun, sayang corak perpaduan sains dan agama penulis hanya mendasarkan pada logika, sehingga kerangka penafsiran yang dikembangkan. Tapi buku tersebut tetap perlu diapreasi bahwa Al Qur’an relevan dengan perkembangan zaman. Walahu a’lam.

Rabu, 24 Juli 2013

Ijtihad Gus Yusuf Chudlori

Judul: Fikih Interaktif; Menjawab Berbagai Persoalan Sosial Umat Islam
Penulis: KH Muhammad Yusuf Chudlori
Penerbit: Marja’, Bandung
Terbitan: I, April 2013
Tebal: 200 halaman
Dimuat di: SantriNews.com

Rasulullah: Bagaimana engkau akan memutuskan apabila datang padamu suatu perkara?
Muadz bin Jabal: Saya akan memutuskan sesuai dengan kitabullah (Al Qur’an).
Rasulullah: Bagaimana bila tidak didapatkan di kitabullah?
Muadz bin Jabal: akan memberikan keputusan dengan sunah rasul.
Rasulullah: bagaimana bila tidak terdapat?
Muadz bin Jabal: Saya akan berijtihad dengan pikiran saya dan tidak akan mundur

Demikian dialog Rasulullah dengan Muadz bin Jabal sebelum diutus ke Yaman, sebagaimana diriwayatkan Abu Daud, dalam Sunannya nomor 3592 dan 3593.

Hadits tersebut mengilustrasikan bagaimana mestinya umat Islam bertindak dan mendasarkan tindakannya pada syariat agama. Rujukan pertama dan yang paling utama adalah Al-Quran. Sejak 14 lebih yang lalu, Allah SWT telah menurunkan wahyu sebagai petunjuk hidup bagi manusia agar bahagia, baik di dunia maupun akhirat. Wahyu tersebut telah sempurna dan tidak mungkin turun lagi.

Kendati demikian, tidak banyak peristiwa kontemporer yang dijabarkan Al Qur’an terkait status hukumnya secara eksplisit. Persoalan hukum dalam Al Qur’an hanya dijelaskan secara umum. Maka Rasulullah melalui hadits-hadits menafsirkan wahyu tersebut secara lebih terperinci.

Saat ini waktu terus bergulir dan zaman bergeser seiring dengan aktivitas manusia. Sementara pembuat keputusan telah tiada sejak 14 abad lebih yang lalu. Pertanyaannya, jika saat ini terdapat peristiwa yang tidak tercover secara gamblang dalam Al Qur’an dan hadits nabi bagaiamana cara mendialogkan peristiwa saat ini dengan hukum agama?

Jika umat Islam tidak ingin digerus oleh perkembangan zaman, mau tidak mau harus melakukan ijtihad. Berusaha secara sungguh-sungguh untuk memberikan status hukum terhadap peristiwa yang tidak ditemui padanannya dalam dua sumber utama hukum Islam.

KH Muhammad Yusuf Chudlori salah satu ulama yang concern dengan aktivitas ijtihad. Beliau meneruskan tradisi Muadz bin Jabal. Buku Fiqih Interaktif; Menjawab Berbagai Persoalan Sosial Umat Islam, bukti hasil aktivitasnya dalam memproduksi hukum Islam.

Dalam buku tersebut dijelaskan peristiwa-peristiwa kontemporer yang tidak ada padanan peristiwanya dalam Al Qur’an maupun sunah nabi, seperti transaksi jual beli online yang saat ini marak terjadi. Bagaimanakah Islam melihat transaksi elektronik tersebut? Anda akan menemukan jawabannya dalam buku terbitan Marja’ itu.

Terkait dengan hukum jual beli online, menurut Gus Yusuf Chudlori, boleh dan sah. Sekalipun barang yang dijual (mabi’) tidak ada di depan mata saat —syarat sah jual beli— saat kedua belah pihak melakukan transaksi, pembeli telah mengetahui sifat dan jenisnya terlebih dahulu.

Sedangkan terkait dengan ucapan serah terima, sesuatu yang pengertiannya sepadan dengan ucapan serah terima secara langsung seperti tulisan atau isyarat orang bisa hukumnya disamakan dengan melafalkan serah terima (hlm. 91-92).

Dalam buku setebal 200 halaman, pembaca akan menjumpai banyak pengetahuan baru seputar hukum Islam yang terjadi belakangan ini, dan mungkin masih sedikit ulama yang mengulas dan menjabarkannya. Termasuk akan menjumpai penetapan hukum yang selama ini masih menjadi kontroversi, seperti hukum menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran dengan cara-cara ekstrem dan arogan. Selamat membaca!

Minggu, 14 Juli 2013

Salah Kaprah di Sekitar Kita


Judul: Keterampilan Berbahasa Tetap Memilih Kata: Kasus Kebahasaan di Sekitar Kita
Penulis: Eko Prasetyo 
Penerbit: Indeks 
Cetakan: Pertama, 2013 
Tebal: 154 halaman 
ISBN: (10) 979-062-026-8
Dimuat di: Malang Post, Minggu 14 Juli 2013

Rusaknya bahasa Indonesia salah satunya disebabkan oleh bahasa media massa yang tidak mengindahkan kata baku. Media sebagai sarana edukasi mestinya menyajikan informasi yang mendidik, bijak, santun dengan berpijak pada kata baku sebagai sarana komunikasi.

Demikian teras (lead) berita berjudul Berita Semestinya Mendidik di Koran Madura edisi Senin 1 April 2013. Dalam tulisan itu disebutkan bahasa media massa saat ini yang memprihatinkan. Karena berlomba-lomba ingin jadi yang pertama menyiarkan, urusan tata bahasa terkadang dikesampingkan.

Editor Harian Jawa Pos, Eko Prasetyo, secara tidak langsung membenarkan hal itu. Dalam buku Keterampilan Berbahasa Tepat Memilih Kata: Kasus Kebahasaan di Sekitar Kita, mencatat beberapa dari sekian banyak judul media massa yang kurang benar (untuk tidak mengatakan salah).

Kutipan berita yang kurang benar: Ketum PPP "Digoda" untuk Tinggalkan Azas Islam (Republika, 17 Juni 2011), polisi dan pelaku pencurian sempat berkejar-kejaran (www.beritajatim.com, 28 Juni 2010), Miyabi Gagal Jadi Nominator FFI 2010 (okezone.com, 13 November 2010), DPRD Nilai Proyek Pedestrian Tak Berkualitas (Surya, 2 Juni 2010), Ben Stiller Jadi Pengangguran (Liputan6.com, 15 Februari 2010), Foto Seronok "Bupati Pekalongan" Muncul di Facebook (Kompas.com, 18 Februari 2010), SBY: Silahkan Warga NU Kritisi Pemerintah (vivanews.com, 17 Juli 2011).

Sepintas tak ada masalah dengan judul-judul berita di atas karena informasi yang hendak disampaikan terserap, dan orang lain faham dengan yang dimaksud. Namun, bagi orang yang melek bahasa, ada yang mengganjal dari judul berita yang dicetak miring tersebut.

Kata azas tampaknya tak hanya dipakai Republika, tapi juga Suara Merdeka dan vivanews.com. Namun, pada judul yang lain menggunakan kata asas. Lantas mana yang benar? Kata tersebut berasal dari bahasa Arab. Di dalam bahasa Arab, kata itu ditulis dengan huruf . Huruf ke-12 dalam abjad Arab itu diindonesiakan menjadi . Dengan demikian yang benar asas, bukan azas. Dalam KBBI, asas [n] bermakna dasar (hlm. 5-6).

Demikian pula dengan kata berkejar-kejaran. Harian Singgalang, www.beritajatim.com, www.wartaeradigital.com, www.anatara-sulawesiselatan.com, dan tentunya media-media lain, biasa menggunakan kata tersebut untuk menyebut mengejar. Dalam KBBI, berkejar-kejaran [v] bermakna berlari buru-memburu; saling (bergantian mengejar). Pada kasus berita tersebut bermakna polisi dan perampok saling buru-memburu. Sudah benarkah? (hlm. 15-16).

Sementara kata nominator diresap dari bahasa Inggris (nominate). Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nominator [n] bermakna orang yang mencalonkan (mengunggulkan). Sedangkan yang dimaksud dalam judul Miyabi Gagal Jadi Nominator FFI 2010, orang yang dicalonkan: nomine (hlm. 85-86).

Kata pedestrian cukup dikenal dalam laporan terkait dengan jalan. Pedestrian dalam KBBI berarti pejalan kaki. Frasa proyek pedestrian dan pembangunan pedestrian apakah sudah tepat secara logika? Bukankah yang dimaksud proyek jalur pedestrian (hlm. 91-92).

Pengangguran kata dasarnya anggur. Menurut kaidah pembentukan kata, pengangguran diartikan dengan proses, perbuatan, cara menganggur atau hal menganggur. Sudah tepatkan menggunakan kata pengangguran untuk menyebut orang yang menganggur/penganggur (hlm. 95-96).

Kata seronok di negeri ini cenderung dimaknai negatif. Namun, bagi masyarakat Melayu, khususnya Malaysia, memiliki nilai positif. Demikain pula dalam KBBI, seronok adalah menyenangkan hati; sedap dipandang. Bukanlah lebih jelas maknanya menggunakan kata lain untuk merujuk pada tindakan atau hal yang tidak sopan atau vulgar? (hlm. 131-132).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak ada kata silah. Yang ada sila. Sila bermakna (1) sudilah kiranya (kata perintah), (2) duduk dengan kaki berlipat dan bersilang, (3) aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa. Berdasarkan penjelasan tersebut yang benar adalah silakan (hlm. 133-134).

Selain media massa, MC/presenter, guru, pengurus publik juga sering mencontohkan kata-kata yang menurut kaidah bahasa Indonesia kurang benar, seperti ranking; gelar kesarjanaan S1, S2, S3.

Dalam buku setebal 154 halaman yang diterbitkan Indeks itu dipaparkan 63 kasus Kebahasaan di sekitar kita yang sering salah, tapi karena sudah kaprah dianggap benar. Dengan bahasa yang cukup komunikatif, buku itu bukan hanya sebaiknya, tapi harus dibaca oleh siapapun yang memiliki kepedulian dengan bahasa Indonesia.

Kamis, 11 Juli 2013

Menikmati Eksotisme Melbourne

Judul: Melbourne Memang Dahsyat!
Penulis: Marjohan, M.Pd
Penerbit: Diva Press
Cetakan: Pertama, Mei 2013
ISBN: 978-602-7933-57-6
Dimuat di: EraMADINA

Banyak orang berkeinginan bisa menginjakkan kaki di Negeri Kanguru. Tentu dengan beragam maksud dan tujuan. Ada yang ingin memperluas jaringan bisnis, menimba ilmu, atau hanya sekadar berlibur menikmati eksotisme objek wisata Australia.

Australia, magnet yang selalu membuat banyak orang betah tinggal di sana. Sehingga tak salah jika dari 21 juta jiwa di Australia saat ini, penduduk pribuminya hanya 2,3 persen (hal. 71). Selebihnya berasal dari berbagai belahan negara yang sudah puluhan tahun tinggal di sana secara turun-terumun.

Untuk berkunjung ke Negeri Kanguru, sebenarnya tidak terlalu sulit. Jarak tempuh Indonesia-Australia relatif dekat. Namun, tidak semua orang bisa mengunjunginya. Biaya transportasi dan akomodasi di Australia relatif mahal jika dibandingkan dengan di Indonesia.

Bagi Anda yang belum ditakdirkan pergi ke ibukota Victoria, Melbourne, tidak perlu risau apalagi galau. Buku Melbourne Memang Dahsyat bisa menjadi alternatif bagi Anda yang belum berkesempatan ke sana. Anda akan diajak seakan menjelajahi Melbourne untuk ikut menyaksikan pinguin tanpa harus mengeluarkan biaya. Guru SMA Negeri 3 Batusangkar, Tanah Datar, Sumatra Barat, dalam buku yang diterbitkan Diva Press ini menuturkan pengalamannya secara detail selama beberapa hari di Australia. Pak Marjohan membuat setiap orang yang membaca bukunya serasa menginjakkan kaki di sana.

Dalam buku yang terbit pada Mei 2013 lalu ini, dijelaskan seluk-beluk Melbourne. Kondisi sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, dan infrastuktur tak luput dari sorotan Marjohan. Pemangku kebijakan juga tak salah membaca buku ini sebagai studi komparasi untuk kemudian diadaptasi. Beberapa catatan itu penting dalam buku ini ialah:

Pertama, sekalipun Australia beranekaram budaya, agama dan bahasa, jarang sekali ada gesekan sosial. Semuanya bersatu dalam ikatan taat kepada aturan. “Kalau kita melihat masyarakat kita (Australia) sekarang, keanekaragaman, kekayaan, dan keterbukaan masyarakat kita memberikan harapan besar bagi pengungsi,” kata pengungsi asal Vietnam di Banadara Melbourne, menjelaskan keramahan setiap warga negaranya (hal. 144).

Kedua, mutu pendidikan di Australia sangat teruji dan kompeten. Saat ini terdapat sekitar 20.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di sana. Seperti di Indonesia, Australia juga memberlakukan semacam Ujian Nasional (UN). Namun, UN hanya pemetaan kemampuan siswa serta melihat kualitas pendidikan secara nasional dan internasional, bukan penentu kelulusan (hal. 112). UN berlaku di kelas 3, 5, 7, dan 9. Sementara untuk siswa kelas 11 dan 12, siswa diharuskan menekuni mata pelajaran yang mereka minati dan diarahkan pada jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi nanti. Sehingga siswa kelas 12 tak lagi dirisaukan oleh pelulusan seperti yang jamak terjadi di negeri ini (hal. 113).

Ketiga, infrastuktur di Australia sangat bagus dan lebar. Maaf, jalannya tidak seperti di negeri ini yang banyak yang berlubang dan bergelombang. Sepanjang jalan terlihat bersih dan “bebas” dari debu. Lagi, tak ada macet sekalipun pengguna jalan kebanyakan mengendarai mobil (hal. 91).

Keempat, kesejahteraan warga Australia lebih bagus daripada Inggris dan Jerman. Tingkat kemisikinannya cukup rendah. Pada tahun 2011, pendapatan per kapita di sana mencapai $914,482 miliar. “Di Australia, kalau kita mau dan tidak gengsi, maka banyak pekerjaan yang bisa menampung kita,” tutur salah seorang warga Indonesia yang bekerja di sana kepada Marjohan. (hal. 103). Upah menjual koran saja di Australia 1000 dolar, setara dengan Rp 10 juta.

Kitab Fikih Seksual

Judul: Ibadah Seksual
Penulis: Muhammad al-Tihami dan Mohamad ibn Umar al-Nawawi
Penerbit: Pustaka Akhlak
Terbitan: Pertama, Mei 2013
Dimuat di: Dakwatuna.com

Menikah merupakan ibadah seksual. Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk menikah. Dengan tali ikatan pernikahan, melihat, meraba dan melakukan hubungan seks dengan lawan jenis yang awalnya haram berubah menjadi bernilai ibadah.

Allah telah mengancam hambanya yang melihat lawan jenis yang bukan muhrim dengan ditombak matanya di neraka kelak. Namun, saling melirik dan memandang bagi pasangan suami-istri justru diganjar dengan pahala.

Aisyah meriwayatkan sabda Kanjeng Nabi Muhammad: Siapa yang memegang tangan istri dan merayunya maka Allah mencatat baginya satu kebaikan dan menghapus satu keburukan, serta mengangkatnya satu derajat. Bila dia merangkulnya maka Allah akan mencatat baginya sepuluh kebajikan dan menghapus sepuluh keburukan, serta mengangkatnya sepuluh derajat. Bila dia mencium istrinya maka Allah akan mencatat baginya dua puluh kebaikan, meleburkan dua puluh keburukan, dan mengangkat dua puluh derajat untuknya. Dan bila dia bersenggama dengan istri maka hal tersebut lebih baik darpada dunia dan seisinya (hlm. 55).

Namun terkadang ibadah tersebut tidak berlangsung sampai akhir hayat. Di tengah jalan selalu saja ada cobaan, dan karena derasanya ombak terkadang sampai menyebabkan putusnya ikatan pernikahan. Sehingga, talak — perbuatan halal yang sangat tidak disukai Allah — harus terjadi dan tidak bisa dihindari.

Pengadilan Agama Sumenep merilis data bahwa angka perceraian di kota tersebut selama bulan Januari hingga Maret 2013 berjumlah 353 orang. Rinciannya, bulan Januari berjumlah 131, bulan Februari berjumlah 105, dan bulan Maret berjumlah 117. Angka tersebut meningkat drastis dibandingkan tahun 2012 yang hanya berjumlah sekitar 100 orang.

Penyebab terjadinya perceraian tersebut dilatari beberapa faktor. Perpisahan akibat kurang tanggung jawab terjadi sebanyak 101, keterbatasan ekonomi sebanyak 97, tidak adanya keharmonisan sebanyak 79, gangguan pihak ketiga sebanyak 51, dan cemburu berjumlah 25.

Dari rilis di atas, keharmonisan sebuah rumah tangga tanpaknya sangat ditentukan oleh sejauh mana antara suami dan istri bisa saling memenuhi kewajibannya. Dalam Islam, suami dan istri sama-sama memiliki hak dan kewajiban. Jika istri bisa memenuhi hak suami dan suami bisa memenuhi hak istri dengan baik maka pertengkaran bisa diminimalisir, kalaupun harus terjadi. Dengan demikian, rumah tangga harmonis akan lebih mudah diraih.

Keharmonisan sebuah rumah tangga sangat ditentukan oleh kepala keluarga. Suami sebagai pemimpin tertinggi dalam rumah tangga harus memberikan contoh yang baik, sehingga perilakunya bisa ditiru oleh anggota keluarga. Dalam hadits yang diriwayatkan Tirimidzi dan Hakim, rasulullah bersabda: Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut sikapnya kepada keluarga (hlm. 104).

Ulama telah membagi-bagi peran, apa saja yang harus dilakukan suami, demikian pula istri. Dengan berbagi tanggung jawab dalam rumah tangga, maka keluarga sakinah akan terbangun dengan sendirinya, karena tidak ada tugas keluarga yang terbengkalai dan tumpang tindih.

Kewajiban seorang suami yang paling utama adalah memenuhi sandang, pangan dan papan anggota keluarga. Menyeru berbuat baik kepada keluarga. Dan memenuhi kebutuhan lahir dan batin (hlm. 108-110). Pemenuhan hak-hak tersebut penting diperhatikan karena jika semuanya terpenuhi, kehadiran pihak ketiga (pria idaman lain [PIL]) akan sulit terjadi.

Lalu, bagaimana dengan kewajiban istri? Dalam buku Ibadah Seksual yang diterbitkan Pustaka Akhlak, dijabarkan tugas dan tanggung jawab istri, termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Buku tersebut bukan hanya perlu tapi harus dibaca setiap keluarga yang menginginkan suasana keluarga bak surga dan setiap detak jantung bernilai ibadah. Dan bagi orang yang masih akan membina keluarga, buku tersebut juga tidak kalah penting dijadikan acuan dalam berkeluarga. Di dalamnya terdapat tips-tips memilih pasangat shaleh dan shalehah. Semoga menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah!

Rabu, 10 Juli 2013

Rahasia Menulis Profil Tokoh

Judul: Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik | Penulis: Pepih Nugraha
Penerbit: Buku Kompas | Terbitan: Pertama, Mei 2013 | Tebal: 196 halaman
ISBN: 978-979-709-708-0 | Dimuat di: berita99.co

Sejak pertama kali membaca sampai berlangganan Kompas, saya jarang sekali membaca rubrik Sosok di halaman 16. Dari sekian orang yang diprofilkan dalam rubrik tersebut, yang saya baca bisa dihitung dengan jari. Padahal, rubrik tersebut termasuk rubrik tetap.

Sekalipun isinya sama-sama profil tokoh, saya lebih senang dan sering membaca rubrik Nama dan Peristiwa di halaman 32. Rubrik tersebut hampir setiap hari saya tidak pernah lewati.

Yang membuat saya lebih terpikat membaca rubrik Nama dan Peristiwa ketimbang rubrik Sosok karena unsur ketokohan saja. Padahal, tidak jarang profil yang terdapat di halaman 16 lebih inspiratif dan penting, tapi karena yang jadi objek berita terkadang bukan orang yang cukup popular, saya jadi malas untuk membacanya.

Barangkali saya termasuk orang yang mengidap penyakit underestimate. Menilai terlalu rendah terhadap sosok baru. Dan menurut Pepih Nugraha, penyakit tersebut juga menimpa wartawan pada umumnya (hlm. 20). Elemen jurnalisme yang selalu menekankan pada prominent people dan people make news terlanjur membekas dan menjadi naluri pada diriku.

Unsur ketokohan sebagai nara sumber dalam menulis di rubrik Sosok di Kompas tampaknya bukan hal yang utama. Oleh karenanya, Kompas pada edisi Jumat, 7 Februari 2003 menurunkan profil astronom lokal dari Makassar yang secara tiba-tiba datang ke kantor redaksi dan menawarkan diri penemuannya untuk dimuat (hlm. 169-172).

Seandainya Kompas menerapkan unsur ketokohan sebagai harga paten, tentu berita tersebut yang kemudian mendapat sambutan hangat dari media-media lain hingga internasional tidak akan dimuat. Laode Masykur pada saat itu bukan siapa-siapa dikalangan jurnalis. Pertimbangan utama rubrik tersebut rupanya lebih kepada inovasi, inspirasi dan keunikan.

Sekalipun tokoh yang dihadirkan sosok lokal dan terkesan remeh, dalam melakukan aktivitas jurnalistik tidak semudah itu. Lain lagi untuk mendapatkan informasi awal karena di lingkungannya bukan siapa-siapa. Tapi, ketajaman penciuman penulis buku Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik bisa menembus tumpukan sampah di Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, untuk menemui Ajid, bos para pemulung (hlm. 101-107).

Jika Kompas ibarat kitab suci, buku tersebut kumpulan asbabul wurud. Sang penulis menceritakan bagaimana proses mendapatkan nara sumber, cara menggali informasi dan menuangkan hasil wawancara dalam bentuk tulisan.

Selain itu, Pepih Nugraha dalam buku setebal 196 halaman yang diterbitkan Buku Kompas tersebut berbagi pengalaman selama lebih dari 20 tahun menggeluti penulisan sosok. Dengan disertai 22 tulisannya yang sudah dimuat di rubrik Sosok, ia mencontohkan cara menulis sosok secara inspiratif, menarik dan unik.

Inti yang bisa saya ambil pelajaran dari buku tersebut, dalam menulis sosok jangan underrestimate terhadap sosok baru, bagaimana membuat orang yang hendak diprofilkan nyaman menyampaikan unek-unek, melakukan observasi dan riset pustaka. Buku tersebut sangat penting untuk dibaca. Mengingat, pelajaran dan buku teknik dan gaya menulis sosok masih terbilang jarang. Buku itu sangat membantu mahasiswa yang kuliah jurnalistik dan wartawan untuk menulis profil.