Senin, 01 Februari 2016

Seni Memadukan Bisnis dan Donasi

Judul : Dari Sepatu Membangun Dunia
Penulis : Blake Mycoskie
Penerbit : Bentang, Yogyakarta
Terbitan : Pertama, Mei 2015
Tebal : XII+224 halaman
ISBN : 978-602-291-091-6
Dimuat di: Kabar Madura, 6 Januari 2016

Menyelam sambil minum air. Itulah yang Blake Mycoskie lakukan dalam merintis dan mengembangkan perusahaan pembuatan sepatu bernama TOMS. Ia memadukan bisnis dan donasi dalam perusahaannya melalui gerakan one for one, yaitu memberikan sepasang sepatu dari tiap penjualan sepasang sepatu.

Awal memulai model bisnis baru ini, Blake diejek sesepuh pelaku usaha alas kaki yang masih bertahan dengan paradigma lama. Perusahaan yang mencari untung dengan mengombinasikan misi sosial diprediksi tidak akan bertahan lama, atau setidaknya selama ini belum terbukti. Namun, ia mampu menepisnya dengan bukti nyata.

Dalam sembilan bulan pertama, sepatu TOMS ludes terjual 10.000 pasang dan Blake memberikan 10.000 pasang sepatu baru kepada yang membutuhkan. Dan dalam lima tahun telah memberikan lebih dari satu juta pasang sepatu. Banyaknya jumlah pemberian sepatu indikator pesatnya perkembangan bisnis Blake.

Keberhasilan bisnis Blake membongkar paradigma lama sekaligus bukti hilangnya pengaruh ahli ekonomi Amerika, Milton Friedman yang begitu populer dan sering menjadi rujukan. Menurutnya, satu-satunya tanggung jawab sosial sebuah bisnis adalah semata meningkatkan keuntungan. Bagi Blake, prioritas ekonomi dan sosial saat ini sudah bergabung (hlm. 173).

Prinsip bisnis sambil donasi Black, "Kalau kita memasukkan unsur memberi dalam bisnis kita, dan memberi bisnis kita misi yang lebih luas, kita menciptakan kesempatan yang mungkin tidak bisa dinikmati perusahaan-perusahaan dengan sumber daya lebih banyak" (hlm. 88-89).

Memperjuangan sesuatu yang jauh lebih besar daripada kepentingan pribadi dan bisnis adalah cara lain mendapatkan berlipat bantuan dari orang lain. Sentuhan donasi dalam bisnis Blake mendatangkan publikasi dari banyak media massa dan menjadi wacana publik yang secara tak langsung ikut mempromosikan produk TOMS.

Misalnya, dari publikasi gratis pertama melalui kolom fashion di surat kabar Los Angeles Times, Blake dalam satu hari menerima 2.200 pesanan sepatu TOMS. Seiring makin luasnya liputan media, pembeli TOMS juga makin luas: mulai dari toko trandi hingga retail besar. Demikian juga pemakainya hingga menyentuh kalangan selebritas.

Blake bercerita, dalam sebuah perjalanan di bandara secara tak sengaja bertemu dengan perempuan mengenakan TOMS warna merah. Ia menyatakan suka pada sepatu yang dia kenakan dan menanyakan merknya. Dengan antusias sambil memegang pundak Blake, perempuan itu bercerita tentang TOMS, bukan sekadar menyebutkan nama merk TOMS.

Orang itu benar-benar asing bagi Blake, namun begitu bersemangat menceritakan kisah TOMS. Tak terbayangkan sudah kepada berapa orang dia bercerita kisah TOMS. Jika dia bercerita kepada tiga orang dan mereka yang mendengarkan menularkan cerita TOMS kepada orang lain, tinggal menghitung ada berapa orang yang mulai tahu TOMS.

Jika tak memasukkan unsur donasi, barangkali TOMS tak akan selaris atau sulit mencapai kejayaan dalam waktu singkat. Secara desain, TOMS memodifikasi sepatu nasional Argentina: alpargata, namun lebih menarik dan bergaya karena dimaksudkan untuk konsumen Amerika yang notabene lebih melek fashion.

Menurut Blake, kisah di balik produknya tak kalah penting dari kualitas produk yang dijual. Sebuah kisah mampu membangkitkan emosi, dan emosi membentuk ketertarikan. Blake berkiblat pada perusahaan-perusahaan cerdas berorientasi masa depan yang telah menggunakan cara ini (hlm. 26).

Blake berbagi kisah perjalanan bisnisnya dalam buku Dari Sepatu Membangun Dunia. Yang berbeda dari buku success story lain, ia memasukkan kisah perusahaan-perusahaan lain dalam kisahnya yang menginspirasi dan dapat dipetik manfaatnya oleh pembaca. Blake juga memberikan tips-tips di tiap akhir babnya.

Sebuah buku menarik untuk dibaca karena tiga hal: penulisnya, kekuatan kisah, atau kisah dikemas secara menarik. Kelebihan buku ini terletak pada kekuatan kisah yang sungguh menginspirasi sekalipun diceritakan secara datar, dari orang yang awalnya bukan siapa-siapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar