Minggu, 23 Juni 2013

Pedoman Jurnalistik Online

Judul: Jurnalistik Online
Penulis: Asep Syamsul M. Romli
Penerbit: Nuansa Cendekia, Bandung
Tebal: 127 halaman
Terbitan: I, November 2012
ISBN: 978-602-8394-61-1
Dimuat di: NU Update, 16 Juni 2013

Perkembangan teknologi informasi tak hanya memberikan kemudahan menjalin komunikasi dan menyebarluaskan informasi. Pesatnya perkembangan teknologi juga melahirkan media baru. Jurnalistik online atau jurnalistik internet, demikianlah jurnalistik “generasi baru” itu disebut.

Sekalipun masih tergolong baru dibandingkan dengan media konvensional (koran, majalah) dan penyiaran (radio dan TV), keberadannya saat ini sejajar dengan media-media mainstream. Bahkan, ditengarai akan meruntuhkan media konvensional.

Disahkannya Pedoman Penulisan Media Siber (PPMS) sebagai kode etik jurnalistik online pada tanggal 13 Februari 2012 oleh Dewan Pers, bukti tak ada lagi perbedaan antara media lama dan baru. Media online memiliki aturan yang tidak jauh beda dengan media-media lainnya dalam menjalankan aktivitas jurnalistik. Semuanya harus tunduk pada UU No. 40 Tahun 1999 tentang Lembaga Pers.

Dengan media yang baru ini, tidak ada berita yang masuk tong sampah, karena tidak dibatasi oleh space halaman dan durasi tayang. Masyarakat bisa mendapatkan berita sebanyak mungkin. Media online bebas menurunkan jumlah berita. Tak ada target jumlah berita yang harus diposting. Malah, semakin banyak semakin baik.

Lagi, berita yang disampaikan media online untuk sampai kepada pembaca tidak harus menunggu sekian jam dari peristiwa berlangsung seperti radio dan TV, apalagi esok hari seperti media cetak. Media online menyampaikan informasi kepada pembaca dari tempat peristiwa, dan bahkan saat peristiwa sedang berlangsung.

Dari segi gaya penulisan, antara media online dengan media konvensional tidak jauh beda. Hanya saja, menulis untuk website butuh kata-kata yang langsung sehingga tulisan cenderung pendek, karena membaca di layar monitor komputer 25 persen lebih lambat dibandingkan membaca di media cetak (hlm. 55).

Sebuah tulisan semakin pendek tanpa mengaburkan maksud informasi yang hendak disampaikan, semakin baik. Pasalnya, perilaku pembaca atau user tidak betah berlama-lama di satu situs. 10 menit bertahan di sebuah halaman media online tergolong cukup lama (hlm. 55). Oleh karena itu, tulisan dituntut jelas, singkat, dan informatif jika tidak ingin ditinggal pembaca.

Asep Syamsul M. Romli menyebutkan, naskah berita online idealnya maksimal 400 kata. Naskah yang panjang bisa dipilah dalam beberapa judul. (hlm. 56).

Buku Jurnalistik Online yang diterbitkan Nuansa Cendekia perlu dibaca pemerhati dan praktisi media online. Asep Syamsul M. Romli memberikan panduan praktis cara mengelola media online. Masih cukup jarang rasanya buku yang memberikan panduan menulis media online sekaligus teknik SEO. Dalam buku setebal 127 halaman itu dijelaskan cara mengelola keredaksian dan bisnis media online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar