Penulis: Ciptono Jayin
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbitan: Pertama, Juni 2013
Tebal: xiv+161 halaman
ISBN: 978-602-7888-28-9
Dimuat di: Jawa Pos Radara Madura, 11 Agustus 2013
Manusia terdiri atas kekuatan dan kelemahan, kelebihan da kekuatan, serta kecerdasan dan kebodohan
(Denis Diderot)
Manusia tidak ada yang sempurna. Dan hal ini bukan karena Tuhan gagal menciptakan manusia yang sempurna. Tuhan Mahakuasa tapi terkadang tidak menghendaki. Sebagai penyempurna, Tuhan menutupi kekurangan dengan potensi. Potensi ini yang perlu digali untuk menutupi kelemahan.
Demikianlah prinsip Ciptono Jayin dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Ia memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat anak yang memiliki keterbatasan. Mereka yang hidup minoritas dan bahkan terkadang dikucilkan diibaratkan bintang-bintang yang bersinar terang. Bintang yang tak hanya terang tapi juga bisa menyinari (baca: menginspirasi).
Prinsip tersebut diperjuangan dengan mendidik anak yang memiliki hambatan. Pengabdian itu perjuangan menantang yang butuh keberanian. Selain mendapat cibiran karena dinilai mengeksplorasi ABK, Pak Cip, panggilan akrabnya, terkadang dipukul, ditentang, atau ditampar siswanya. Namun, Pak Cip berusaha membuat anak-anak nyaman hingga potensinya terasah.
Kucuran keringan perjuangan itu kini telah mulai membuahkan hasil. Siswa-siswi Pak Cip bahkan mampu menginspirasi banyak orang. Ratusan orang yang semula dikucilkan saat ini hidup sejajar dengan orang lain pada umumnya, bahkan lebih menonjol. Dan beberapa dari mereka telah menerima penghargaan sebagai pemecah rekor MURI.
Delli Meladi adalah satu alumnus SLB yang telah menginspirasi banyak orang. Pada 2 Agustus 2008 masuk rubrik Sosok, Kompas, dan pernah menjadi tamu Kick Andy, Metro TV. Keberhasilan masuk koran dan TV membuat tunanetra tersebut nyaris tanpa cacat. Kemampuan pemecah rekor MURI itu menghafalkan 1000 lagu menutupi bahwa ia memiliki keterbatasan penglihatan (114-121).
Hasil didikan lain Pak Cip adalah Gigih. Anak tunadaksa yang kedua tangannya tidak berfungsi itu dapat memaksimalkan kedua kakinya untuk menghasilkan karya tas dari manik-manik hingga menjadi pemecah rekor MURI. Selain dia ada Andi Wibowo, anak tunagrahita, juga mendapat penghargaan serupa berkat talenta piawai mengaggambar dua gambar berbeda dengan masing-masing tangannya. Tak kalah hebat, Bambang Muri, anak tunagrahita, mendapat mendapat penghargaan dari MURI karena mampu menghafal 200 lagu (hlm. 95-96).
Institusi pendidikan yang dikelola penerima Kick Andy Heroes itu benar-benar memanusiakan manusia. Setiap anak didik yang mau belajar, apapun kekurangnnya, tidak pernah ditolak. Prinsip Pak Cip: mereka tidak butuh dikasihani tapi butuh diberi kesempatan. Pak Cip melalui Rumah Instansi memberi ruang kepada mereka untuk berkarya dan berekspresi.
Di tengah carut-marut sistem pendidikan dan pro kontra penerapan kurikulum 2013, buku Indonesia Menginspirasi bukan hanya perlu tapi harus dibaca setiap orang yang memiliki perhatian kepada dunia pendidikan. Pembaca akan menemukan jawaban bagaimana kurikulum ideal yang telah disusun pemerintah bisa didialogkan dengan kondisi siswa yang penuh hambatan.
Selebihnya dari itu, cerita-cerita menarik dari anak-anak cacat yang mampu mengasah talentanya membuat pembaca terperangah dan terketuk. Jika mereka yang cacat bisa kenapa kita yang tidak cacat tidak bisa. Buku Indonesia Menginspirasi sungguh menginspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar