Senin, 11 November 2013

Belajar Bisnis dari Strategi Perang

Judul: Ilham Juara Berbisnis dari Strategi Perang Nabi
Penulis: Abdurrahman Sandriyanie Wahid
Penerbit: Diva Press, Yogjakarta
Terbitan: Pertama, Agustus 2013
Tebal: 214 halaman
ISBN: 978-602-7695-19-1
Dimuat di: Radar Madura, 10 November 2013

Semasa hidupnya, Rasulullah memimpin perang sebanyak 17 kali, versi lain sebagaimana dikemukakan Abdullah ibn Buraydah sebanyak 19 kali. Rasulullah sendiri sebenarnya tidak menginginkan pertumpahan darah tersebut terjadi, namun teror dan intimidasi yang diterima Nabi dan pengikutnya sudah mengancam keselamatan jiwa. Genjatan senjata pun tak dapat dihindari.

Namun, sekalipun beberapa peperangan berada dibawah pimpinan langsung Rasulullah, bukan lantas semuanya mengembirakan. Suka duka dalam medan perang pernah dialami Nabi dan pengikutnya. Bahkan, orang-orang terdekat Rasulullah seperti Hamzah bin Abdul Muthalib wafat mengenaskan dalam peperangan akibat kekejaman kafir musyrik.

Dari pengalaman jatuh bangun, akhirnya umat Islam bisa melumpuhkan kafir musyrik, dan bisa membawa pulang kemenangan. Dampaknya, umat Islam saat ini sudah tak lagi memiliki rintangan dalam menjalankan ritual keagamaan sebagaimana pada masa Nabi. Bahkan, kuantitas umat Islam di negara minoritas muslim semakin mengembirakan. Di Eropa misalnya, pada tahun 2050 diperkirakan satu dari lima masyarakatnya akan beragama Islam.

Memang, melihat kuantitas umat Islam pada saat itu sulit rasanya untuk menang. Mustahil sepertinya dalam sebuah pertempuran, umat Islam yang hanya berjumlah sekitar 300 orang bisa mengalahkan lawan yang berjumlah 1000 orang, tapi jumlah yang sedikit tak membuat muslimin berkecil hati. Optimisme terbalaskan dengan kemenangan.

Tentu hal itu tidak lepas dari taktik dan strategi yang dilakukan Rasulullah, selain pertolongan Yang Maha Kuasa. Sekalipun Nabi tidak pernah mengenyam pendidikan kemiliteran, strategi yang dilakukan sangat membantu kemenangan Islam. Tak salah jika Fazlur Rahman menyebutnya sebagai bapak militer pertama.

Taktik dan strategi yang digunakan Rasulullah pada 14 abad lalu saat memimpin perang hingga kini masih relevan untuk diterapkan. Dan hal itu tidak hanya bisa diterapkan dalam kemiliteran. Pebisnis juga bisa mengadopsi strategi perang Nabi dalam menjalankan bisnisnya. Dan disadari atau tidak, strategi tersebut telah mengantarkan banyak pelaku usaha menggapai kesuksesan.

Pada Perang Badar, Rasulullah bersama pasukan muslim melancarkan strategi dengan menyerang habis-habisan dari berbagai sudut mulai dari aliansi, pasukan dan kota kompetitor, dan hal ini membuat musuh kalang-kabut.

Strategi menyerang pasukan pesaing menginspirasi HP buatan Cina di Indonesia yang marak dengan harga murah. Secara pelan-pelan, segmen pasar kelas menengah ke bawah sudah mulai beralih. Faktor pendorong persaingan bisnis yang semula menggunakan HP merek Motorola, Sony Ericsson, Samsung dan Nokia, mulai bergeser menggunakan HP produk Cina (hlm. 76).

Strategi menyerang kota pesaing yang dilakukan Rasulullah menginspirasi perusahaan Blackberry. Nokia yang semula menjadi brand dan gaya hidup Indonesia bisa digeser oleh Blackberry. Dan hal ini diakui Nokia hingga mengeluarkan HP yang fiturnya mirip produk Blackberry (hlm. 76).

Pelaku usaha juga mengambil pelajaran dari peperangan yang dimenangkan kafir musyrik. Strategi pertahanan Rasulullah di Lembah Uhud menginspirasi Microsoft, Apple dan FedEX untuk bertahan pada saat resesi pada era 70-an dan tumbuh berkembang di saat-saat sulit pada 1980-1982 (hlm. 81).

Dalam buku Ilham Juara Berbisnis dari Strategi Perang Nabi juga dikupas strategi perencanaan perang, mengepung dan menghadapi tantangan yang dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Jagorawi dan Coca Cola.

Pembaca yang bermaksud terjun ke dunia usaha tak perlu ragu untuk menjalankan bisnisnya sekalipun tak pernah belajar di fakultas ekonomi dan bisnis. Abdurrahman Sandriyanie Wahid membedah strategi bisnis dari strategi perang Nabi.

Namun, beberapa tulisan yang salah ketik dalam buku tersebut membuat pembaca sedikit terganggu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar