Minggu, 29 November 2015

Pancasila, Sunan Gunung Jati, dan Syafii Maarif

Judul: Jalan Hidup Sunan Gunung Jati
Penulis: Eman Suryaman
Penerbit: Nuansa Cendekia
Terbitan: Pertama, Juni 2015
Tebal: 220 halaman
ISBN: 978-602-350-022-2

Judul: Muazin Bangsa dari Makkah Darat
Editor: Ahmad Najib Burhani, dkk.
Penerbit: Serambi
Terbitan: Pertama, Juni 2015
Tebal: 429 halaman
ISBN: 978-602-290-047-4

Dimuat di: Media Kilas Fakta, 22 Oktober 2015

Sunan Gunung Jati dan Ahmad Syafii Maarif adalah dua tokoh beda generasi. Keduanya memberikan kontribusi besar terhadap peradaban Indonesia. Buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati mengulas kontribusi pemikiran dan gerakan sang sunan, sedangkan Muazin Bangsa dari Makkah Darat mengular kontribusi pemikiran dan gerakan Ahmad Syafii Maarif.

Kontribusi konkret Sunan Gunung Jati bisa dilihat dari corak tradisi dan budaya Cirebon saat ini, misalnya sakatenan dan slametan. Upacara ini selain sarat dengan simbol-simbol bernafaskan Islam, juga melambangkan pengayoman seorang pemimpin terhadap rakyatnya dengan membagi berkah melalui sedekah (Jalan Hidup Sunan Gunung Jati, hlm. 151).

Penelitian Eman Suryaman menemukan, gerakan dan pemikiran Sunan Gunung Jati di atas selaras dengan Pancasila. Sila pertama tercakup dalam ajaran ketakwaan dan keimanan; sila kedua tercakup dalam ajaran kesopanan dan tatakrama; sila ketiga terangkum dalam ajaran kedisiplinan; sila keempat serta sila kelima tercakup dalam ajaran kearifan dan kebijakanan (Jalan Hidup Sunan Gunung Jati, hlm. 166).

Temuan ini membuktikan bahwa sila-sila dalam Pancasila digali dari budaya bangsa, dan tidak menutup kemungkinan salah satunya adalah dari pemikiran Sunan Gunung Jati. Namun, anak bangsa sudah mulai banyak yang menjauh dari Pancasila. Pancasila seakan tak lagi sakti. Akibat ditinggalkannya warisan nenek moyang, Indonesia saat ini jatuh sakit.

Beberapa waktu lalu saat terjadi kisruh Polri dan KPK, Syafii Maarif lantang menentang arogansi oknum jenderal polisi yang dipandang menjadi penyebab kisruh, bahkan menyerukan pimpinan tertinggi Polri untuk mencopot jenderal tersebut (Muazin Bangsa dari Makkah Darat, hlm. 19-20).

Ini bukti keseriusan Syafii Maarif menjaga keutuhan bangsa sebagaimana tertuang dalam sila ketiga dalam Pancasila. Semantara terkait krisis lingkungan dan mewabahnya korupsi, menurut Syafii Maarif, hal itu terjadi karena penyelenggara negara dan rakyatnya tunamoral (baca: sila pertama dalam Pancasila tidak diamalkan) [Muazin Bangsa dari Makkah Darat, hlm. 197]. Sementara rendahnya kesehatan masyarakat disebabkan keadilan sosial (baca: sila kelima dalam Pancasila) yang tidak tegak lurus (Muazin Bangsa dari Makkah Darat, hlm. 238).

Kehadiran dua buku tersebut penting untuk meneguhkan komitmen kebangsaan. Penjabaran buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati yang merupakan hasil penelitian disertasi dikemas secara dalam tapi sempit, sementara penjabaran buku Muazin Bangsa dari Makkah Darat yang merupakan kumpulan tulisan dari beberapa tokoh dikemas secara lebar tapi dangkal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar