Minggu, 05 Juni 2016

Penghancur Pahala Puasa di Medsos

Judul : Tetap Gaul Tapi Syar’i
Penulis : Tethy Ezokanto & Sinyo
Penerbit : Tiga Ananda
Terbitan : Pertama, Februari 2016
Tebal : 168 halaman
ISBN : 978-602-366-120-6
Dimuat di: Radar Madura, 5 Juni 2016

Netizen dengan mudah --dan terkadang tanpa disadari-- mengunggah dan menyebarluaskan fitnah atau ghaibah di media sosial (medsos) melalui fitur send atau share, seperti yang diilustrasi dengan tokoh Anita dalam buku Tetap Gaul Tapi Syar'i.

Diceritakan bahwa pada suatu siang Anita hendak membeli es cendol di seberang kompleks. Di tengah jalan memergoki Sofia, teman kelasnya yang alim dan anti pacaran sedang berduaan dengan laki-laki. Anita seketika mengambil kamera dan memotretnya.

Secepat kilat tanpa minta klarifikasi kepada yang bersangkutan, Anita mengunggahnya di Facebook dengan caption: Guys! Lihat, nih, Sofia yang sok alim tapi ternyata pacaran!!, dan menyebarluaskan kepada teman-teman sekelasnya melalui BBM dan Line.

Foto yang menggegerkan jagat maya itu akhirnya sampai kepada Sofia. Sofia memberi klarifikasi bahwa laki-laki yang ada di gambar itu adalah kakaknya yang kuliah di Jerman. Anita menyesali perbuatannya dan meminta maaf pada Sofia.

Namun, sekalipun Anita telah meminta maaf bahkan statusnya dihapus, foto yang telah beredar luas di media sosial tak mungkin bisa dihapus. Memencet tombol send atau share dalam hitungan detik berakibat dosa beranak-pinak.

Fenomena tersebut sangat berbahaya khususnya bagi netizen yang sedang menjalankan ibadah puasa. Setetes ghaibah di dunia maya bisa menghapus sebelanga pahala puasa di dunia nyata. Netizen perlu tahu segala bentuk perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa di era kontemporer.

Netizen perlu berupuasa membicarakan kejelekan orang lain di medsos, walaupun itu benar karena termasuk ghaibah. Kalau berita bohong (hoax) namanya fitnah (hlm. 30). Jika tangan selalu “gatal” menulis dan membagi kejelekan orang lain, selama Ramadan ada baiknya puasa dulu dari berselancar di medsos.

Mumpung ada malam seribu bulan mending, daripada sibuk bergosip mending diganti dengan memperbanyak ibadah, zikir, dan perkataan baik. Jika kita sibuk dengan ibadah dan perbuatan baik, tak ada waktu lagi untuk bergosip.

Buku ini memberi panduan menjadi anak gaul dengan perilaku khas anak muda tanpa harus menggadaikan nilai-nilai agama. Pembahasannya dikemas dengan bahasa sederhana dan dilengkapi dengan ilustrasi dan tips-tips, namun digali dari sumber-sumber otentik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar