Judul: Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik | Penulis: Pepih Nugraha
Penerbit: Buku Kompas | Terbitan: Pertama, Mei 2013 | Tebal: 196 halaman
ISBN: 978-979-709-708-0 | Dimuat di: berita99.co
Sejak pertama kali membaca sampai berlangganan Kompas, saya jarang sekali membaca rubrik Sosok di halaman 16. Dari sekian orang yang diprofilkan dalam rubrik tersebut, yang saya baca bisa dihitung dengan jari. Padahal, rubrik tersebut termasuk rubrik tetap.
Sekalipun isinya sama-sama profil tokoh, saya lebih senang dan sering membaca rubrik Nama dan Peristiwa di halaman 32. Rubrik tersebut hampir setiap hari saya tidak pernah lewati.
Yang membuat saya lebih terpikat membaca rubrik Nama dan Peristiwa ketimbang rubrik Sosok karena unsur ketokohan saja. Padahal, tidak jarang profil yang terdapat di halaman 16 lebih inspiratif dan penting, tapi karena yang jadi objek berita terkadang bukan orang yang cukup popular, saya jadi malas untuk membacanya.
Barangkali saya termasuk orang yang mengidap penyakit underestimate. Menilai terlalu rendah terhadap sosok baru. Dan menurut Pepih Nugraha, penyakit tersebut juga menimpa wartawan pada umumnya (hlm. 20). Elemen jurnalisme yang selalu menekankan pada prominent people dan people make news terlanjur membekas dan menjadi naluri pada diriku.
Unsur ketokohan sebagai nara sumber dalam menulis di rubrik Sosok di Kompas tampaknya bukan hal yang utama. Oleh karenanya, Kompas pada edisi Jumat, 7 Februari 2003 menurunkan profil astronom lokal dari Makassar yang secara tiba-tiba datang ke kantor redaksi dan menawarkan diri penemuannya untuk dimuat (hlm. 169-172).
Seandainya Kompas menerapkan unsur ketokohan sebagai harga paten, tentu berita tersebut yang kemudian mendapat sambutan hangat dari media-media lain hingga internasional tidak akan dimuat. Laode Masykur pada saat itu bukan siapa-siapa dikalangan jurnalis. Pertimbangan utama rubrik tersebut rupanya lebih kepada inovasi, inspirasi dan keunikan.
Sekalipun tokoh yang dihadirkan sosok lokal dan terkesan remeh, dalam melakukan aktivitas jurnalistik tidak semudah itu. Lain lagi untuk mendapatkan informasi awal karena di lingkungannya bukan siapa-siapa. Tapi, ketajaman penciuman penulis buku Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, Unik bisa menembus tumpukan sampah di Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, untuk menemui Ajid, bos para pemulung (hlm. 101-107).
Jika Kompas ibarat kitab suci, buku tersebut kumpulan asbabul wurud. Sang penulis menceritakan bagaimana proses mendapatkan nara sumber, cara menggali informasi dan menuangkan hasil wawancara dalam bentuk tulisan.
Selain itu, Pepih Nugraha dalam buku setebal 196 halaman yang diterbitkan Buku Kompas tersebut berbagi pengalaman selama lebih dari 20 tahun menggeluti penulisan sosok. Dengan disertai 22 tulisannya yang sudah dimuat di rubrik Sosok, ia mencontohkan cara menulis sosok secara inspiratif, menarik dan unik.
Inti yang bisa saya ambil pelajaran dari buku tersebut, dalam menulis sosok jangan underrestimate terhadap sosok baru, bagaimana membuat orang yang hendak diprofilkan nyaman menyampaikan unek-unek, melakukan observasi dan riset pustaka. Buku tersebut sangat penting untuk dibaca. Mengingat, pelajaran dan buku teknik dan gaya menulis sosok masih terbilang jarang. Buku itu sangat membantu mahasiswa yang kuliah jurnalistik dan wartawan untuk menulis profil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar