Minggu, 08 September 2013

Kisah Sedih Pahlawan Devisa

Judul: Tentang Sedih di Victoria Park
Penulis: Fransisca Ria Susanti
Penerbit: Nuansa Cendekia, Bandung
Cetakan: I, Mei 2013
Tebal: 228 halaman
Dimuat di: Berita99

Sudah jatuh masih tertimpa tangga. Begitulah nasib yang dialami sebagian besar buruh migran Indonesia. Sudah berpisah dengan keluarga bahkan terkadang harus rela kehilangan orang yang dicintai, di negeri orang diperlakukan secara tidak manusiawi.

Seperti nasib yang dialami Tri, buruh migran yang bekerja di Hong Kong. Sebelum bekerja, oleh agen/penyalur sudah dipalak dengan biaya penempatan yang sangat besar. Saat bekerja, upah yang diterima tidak sesuai dengan UMK dan kerap diperlakukan tidak manusiawi. Setelah selesai masa kontrak dan pulang kampung untuk mengobati rindu, rasa rindu dibalas dengan kekecewaan: perceraian, karena suaminya sudah pindah hati.

Kita bahkan juga pemerintah tidak tahu, dan seakan-akan tidak mau tahu bagaimana kehidupan sehari-hari "Tri-Tri" yang lain di negeri orang. Pemerintah terkesan hanya peduli dengan devisanya. Kita juga hanya tahu kabar mereka melalui media massa ketika ada yang tewas. Hal itu sebenarnya puncak gunung es dari perlakuan kasar yang kerap diterima saban hari.

Fransisca Ria Susanti dalam buku Tentang Sedih di Victoria Park bercerita pengalamannya selama empat tahun hidup dengan buruh migran di negeri yang dianggap paling manusiawi memperlakukan tenaga kerja. Dalam buku setebal 228 juga disebutkan solusi yang harus dilakukan pemerintah jika berniat untuk mengakhiri kisah sedih para pahlawan devisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar