Rabu, 08 Juli 2015

Menjadi Duta Al Qur’an

Judul: Panduan Menghafal Al Qur’an Super Kilat
Penulis: Wiwi Alawiyah Wahid
Penerbit: Diva Press, Yogyakarta
Terbitan: Pertama, Mei 2015
Tebal: 180 halaman
ISBN: 978-602-255-892-7
Dimuat di: Duta Masyarakat, 28 Juni 2015

Allah telah menjamin kemurnian kitab suci umat Islam itu dari pengurangan maupun menambahan (QS. Al-Hijr: 9). Allah menjaga Al Qur’an melalui para hafidz dan hafidhah. Kita bisa ambil bagian menjadi bagian dari duta Al Qur’an dengan sejuta fasilitas dan keistimewaan yang akan diperoleh.

Namun tak semua orang bisa menghafalkan Al Qur’an. Menghafalkan Al Qur’an berbeda dengan menghafalkan karya lain. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menghafalkan Al Qur’an. Menghafalkan sesuatu yang suci selain butuh tekad dan disiplin tinggi, juga mensyaratkan hidup asketis.

Sesuatu yang suci tidak dapat dicapai kecuali dengan sesuatu yang suci pula. Perbuatan dosa adalah noda dan kotoran yang dapat mencemari kesucian orang yang menghafalkan Al Qur’an. Oleh karenanya, perbuatan dosa dapat menyulitkan menghafal Al Qur’an (hlm. 116).

Tekad, disiplin, sabar, dan menghindari dosa adalah syarat yang harus dilakukan seseorang sebelum mulai menghafal Al Qur’an. Jangan lupa pula meminta izin orang tua –izin suami untuk perempuan yang telah menikah– dan berdoa agar tak mengalami rintangan berarti dalam menghafalkan Al Qur’an.

Saat menghafal Al Qur’an, ada yang memulai dari juz 30, 29, 28 hingga juz 1 dengan alasan surat-suratnya relatif pendek. Sebaliknya, ada yang memulai dari juz 1, 2, 3 hingga juz 30 dengan alasan karena juz-juznya lebih mudah. Ada juga yang memulai dari juz 30, lalu juz 1, 2, 3 dan seterusnya hingga juz 29 atas perintah guru. Sementara yang biasa digunakan dari awal hingga akhir (hlm. 62).

Agar lebih mudah menguasai hafalan, metode cepat dan praktis dalam menghafalkan Al Qur’an adalah dengan membaca tiap ayat sebanyak 20 kali. Setelah membaca ayat 1-5 ulangi kembali dengan menggabungkan antar ayat sebanyak 20 kali. Demikian seterusnya dengan menghubungkan ayat yang telah dihafal dengan yang baru dihafal (hlm. 62-63).

Dalam menggunakan metode ini dianjurkan untuk menghafal dalam sehari satu atau dua halaman saja. Maksimal seperdelapan juz. Sebab jika menambah hafalan terlalu banyak dikhawatirkan yang sudah dihafal terbengkalai (hlm. 67-68).

Bisa juga menggunakan metode lain, yaitu dengan melihat mushafnya agar hafalan tersimpan dengan baik dalam otak melalui indra penglihatan. Baca secara berulang sebanyak 10 kali. Sesekali memejamkan mata dengan memasukkannya ke dalam otak (hlm. 68).

Dalam menggunakan metode ini, ada yang menggunakan metode membaca satu halaman mushaf dari baris pertama hingga terakhir secara berulang. Ada pula yang menggunakan metode bagian dengan menghafalkan ayat per ayat yang dirangkai menjadi satu kalimat penuh (hlm. 69-70).

Agar tak kesusahan dalam menghafalkan ayat yang panjang, solusi terbaik menghafal dengan cara memotong ayat menjadi beberapa bagian. Lalu dalam setiap bagian dihafalkan dan diteruskan dengan bagian yang lain (hlm. 70).

Untuk membedakan redaksi ayat yang mirip (mutasyabihat) perhatikan kata gantinya. Misalnya untuk membedakan Surah Al An’am ayat 151 dengan Surah Al Isra’ ayat 31, pada kata min diganti khasyah. Pada kata narzukukum diganti narzukuhum. Iyyahum diganti iyyakum (hlm. 90-91).

Yang tak kalah penting dari terus menambah hafalan adalah memelihara ayat yang telah dihafal. Metode paling mudah dengan melakukan takrir pada saat sedang melakukan shalat atau dijadikan wirid harian untuk murajaah.

Apabila setiap melakukan ibadah shalat fardu dalam satu waktu menghabiskan empat halaman, maka dalam setiap harinya telah membaca 1 juz. Jika ditambah dengan shalat sunah qabliyah, bakdiyah, dhuha, dan tahajut, bila tiap rakaatnya membaca dua halaman maka dalam setengah bulan bisa mengharamkan Al Qur’an (hlm. 106).

Buku Panduan Menghafal Al Qur’an Super Kilat memberikan kiat-kiat praktis cara menghafal Al Qur’an. Wiwi Alawiyah Wahid dalam menulis buku tersebut tak hanya berdasarkan kekuatan literatur, tapi juga pengalaman pribadi dalam menghafalkan 30 juz Al Qur’an.

Untuk menumbuhkan minat menghafal Al Qur’an dan memotivasi penghafal Al Qur’an agar tidak putus asa, pada bab terakhir dikisahkan profil singkat tiga penghafal Al Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar