Senin, 24 Agustus 2015

Tradisi Pendidikan Orang Yahudi

Judul: Kupas Tuntas Rahasia Belajar Orang Yahudi
Penulis: Diandra Wicaksono
Penerbit: Diva Press, Yogyakarta
Terbitan: Pertama, Mei 2015
Tebal: 184 halaman
ISBN: 978-602-255-890-3
Dimuat di: Koran Madura, 21 Agustus 2015


Ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagian besar hasil karya orang-orang Yahudi. Sebut saja misalnya jejaring sosial Facebook dan Blackbarry, pendiriya yaitu Mark Zuckerberg. Selain dua orang itu masih banyak nama-nama lain yang memiliki peran penting dalam pengembangan iptek. Buku ini mengungkap tradisi pendidikan mereka.

Kecerdasan orang Yahudi memang bukan kebetulan apalagi mitos, tapi fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Orang Yahudi memiliki kecerdasan otak (IQ) tingkatan 140 atau sekitar enam kali dari tingkat kecerdasan golongan lain. Dengan kecerdasan tersebut mampu mengungguli 99,99% seluruh penduduk dunia (hlm. 17-18).

Insan-insan berkualitas keturunan Yahudi sekalipun secara kuantitas dalam posisi minoritas, namun mampu menyabet penghargaan bergengsi dan menguasai posisi strategis. Di Amerika Serikat penduduk Yahudi tak lebih dari 3%, tapi sejak tahun 1950 hingga sekarang telah berhasil menyabet 27% nobel dalam bidang sains (hlm. 52).

Penduduk Yahudi di Inggris pada tahun 2011 hanya 300 ribu orang, tapi berhasil menguasai parlemen Inggris yaitu sekitar 52 orang. Demikian juga di Prancis. Sekalipun secara kuantitas penduduk Yahudi tak lebih dari 1% tapi berhasil menduduki 18 kursi parlemen Prancis (hlm. 96).

Fakta tersebut tidak lepas dari kepedulian masyarakat Yahudi akan pentingnya pendidikan. Orang Yahudi memiliki beberapa tradisi belajar yang sangat menunjang terhadap lahirnya tunas-tunas bangsa beriptek tinggi, yang mungkin tak dimiliki bangsa lain. Trik belajar Orang Yahudi penting ditiru bangsa lain yang ingin menjadi raja iptek berikutnya.

Perhatian pendidikan orang Yahudi terlihat sejak memilih calon pendamping hidup. Orang Yahudi hanya mau menikah dengan orang Yahudi, khususnya keturunan kaum Ashkenazim, untuk memelihara gen cerdas yang tidak mampu ditandingi oleh bangsa-bangsa lain, atau setidaknya dengan orang bangsa lain tapi memiliki kecerdasan tinggi (hlm. 43).

Semasa hamil, ibu-ibu Yahudi memiliki tradisi mendengarkan dan bermain musik, serta mengerjakan soal matematika untuk merangsang calon buah hati agar kecerdasannya tumbuh pesat. Telah menjadi pemandangan umum perempuan Yahudi yang lagi hamil tak bosan membawa buku matematika dan mengerjakannya di mana pun berada (hlm. 33).

Selain memilih makanan yang mengandung protein tinggi, menjauh dari asap rokok dan minum-minuman keras. Telah menjadi kesepakatan tak tertulis di kalangan masyarakat Yahudi bahwa perokok apabila melihat ibu hamil di jalan raya, orang itu langsung mematikan rokoknya sekalipun tidak saling kenal (hlm. 38).

Anak-anak orang Yahudi sejak kecil (usia 5-13 tahun) sudah diwajibkan menguasai minimal tiga bahasa, yaitu bahasa Inggris, Arab, dan bahasa Hebrew (hlm. 55). Pelajaran wajib lainnya adalah matematika berbasis perniagaan, ilmu pengetahuan alam (IPA), olahraga, dan sains (hlm. 64-67).

Sebagaimana judulnya, Buku Kupas Tuntas Rahasia Belajar Orang Yahudi melacak rahasia pendidikan orang Yahudi. Diandra Wicaksono mencarikan jawaban kenapa orang Yahudi bisa memenangkan 29% hadiah nobel dalam bidang sastra, kedokteran, fisika, dan kimia pada paruh kedua abad 20?

Diandra menegaskan, tradisi orang Yahudi yang bisa ditiru terkait dengan pengasuhan dan pendidikan anak, tak terkait dengan keyakinan. Sehingga, pemeluk agama lain tak perlu alergi apalagi fobia untuk membaca buku terbitan Penerbit Diva Press setebal 184 halaman.

Namun, terdapat pengulangan susunan beberapa halaman seperti pada halaman 49, 50, 63, dan 64. Juga loncat halaman yang sangat fatal pada halaman 59 dan 60.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar