Senin, 28 September 2015

Panduan Praktis Menulis Buku

Judul : Kitab Writerpreneur
Penulis : Sofie Beatrix
Penerbit : Gramedia
Terbitan : Kedua, Februari 2015
Tebal : 156 halaman
ISBN : 978-602-03-1381-8
Dimuat di: Jawa Pos Radar Madura, 28 September 2015

Saat ini nyaris tak ada anak muda yang tidak bisa menulis. Kecuali buta aksara. Indikasinya, kita belum pernah mendengar cerita orang kesulitan update status di jejaring sosial. Dengan demikian, setiap orang memiliki takaran potensi yang sama untuk menjadi penulis. Namun masalahnya, menulis buku tak sesederhana menulis status di jejaring sosial.

Tak semua orang yang bisa dan terbiasa menulis status di jejaring sosial dapat menulis buku karena, setidaknya, dalam menulis sebuah buku butuh kata berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus halaman, sementara menulis status hanya butuh ratusan karakter kata, sekalipun isinya sama-sama berasal dari satu ide. Buku Kitab Writerpreneur bisa menjadi panduan menulis bagi orang yang mengalami kesulitan mengolah dan mengembangkan ide.

Alat bantu yang bisa digunakan untuk mengembangkan ide tulisan adalah melakukan mind mapping, yaitu mengeluarkan semua hal yang berkaitan dengan tema yang akan ditulis. Ada lima pertanyaan dasar yang bisa menjadi acuan dalam merangsang keluarnya ide, yaitu rumus 5W+1H (who, what, when, where, why, dan how) [hlm. 47].

Namun, tak semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas harus dituangkan menjadi kata-kata. Ide yang tidak dibutuhkan dalam tulisan perlu dicoret. Sehingga, sebelum memulai menulis setelah melakukan mind mapping perlu memilih dan menyusun mana saja yang mau diceritakan, kemudian dituangkan dalam bentuk sinopsis (hlm. 47).

Sofie Beatrix memberikan rumus penyusunan sinopsis. Alur untuk tulisan non fiksi hanya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu why-what-how. Why terdiri dari sebuah pendahuluan yang menjadi latar belakang penulisan buku yang biasanya dilatari oleh masalah. What mengurai definisi dan atau batasan yang menjadi pintu masuk menuju jawaban (how). Sementara how bisa berisi tips, kiat, kesimpulan, dan penemuan (hlm. 50).

Sementara cara menyusun sinopsis untuk buku fiksi terdiri dari lima alur, yaitu awal-masalah-perjuangan-penyelesaian-akhir. Penulisan buku fiksi biasanya diawali dari pengenalan tokoh dan latar, masalah yang dialami tokoh, perjuangan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah, penyelesaian memuat hasil perjuangan berupa keberhasilan atau kegagalan, dan diakhiri dengan hal yang dilakukan oleh tokoh setelah perjuangan berakhir dan mencapai penyelesaian (hlm. 55).

Langkah berikutnya, pecahkan sinopsis menjadi bab-bab dalam buku. Ada orang berkata, jika ini semua telah dilakukan separuh tulisan telah selesai. Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara tertib maka tak akan pernah kering ide dan miskin perbendaharaan kata. Jika ide sudah buntu tinggal merujuk pada daftar isi yang telah dibuat untuk melanjutkan pada bab berikutnya.

Sofie memaparkan sangat praktis proses penyusunan kerangka tulisan dengan mencontohkan proses pembuatan mind mapping, sinopsis, dan daftar isi penulisan buku Kitab Writerpreneur hingga menjadi sebuah buku utuh setebal 156 halaman. Selain dilengkapi dengan contoh-contoh, tiap akhir bab pembaca diberi tantangan. Jika semu tantangan dilakukan, setelah membaca buku terbitan Gramedia ini akan menyelesaikan satu buah buku.

Pembahasan buku yang telah naik cetak dua kali ini dimulai dengan cara memperoleh ide dan batas waktu agenda kerja penyusunan buku sehingga bisa selesai sesuai dengan tenggat waktu. Dan diparipurnai dengan cara mengirimkan naskah ke penerbit agar cepat mendapat respons, dan tips menulis buku laris.

Secara umum, buku ini tidak hanya penting bagi orang yang sedang belajar menulis buku tapi juga untuk siswa dan mahasiswa yang masih kerepotan menulis makalah, paper, dan skripsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar