Minggu, 27 Maret 2016

Kisah Wartawan Sejati

Judul : Andy Noya: Kisah Hidupku
Penulis : Robert Adhi Kusumaputra
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Terbitan : XIII, Desember 2015
Tebal : 418 halaman
ISBN : 978-979-709-954-1
Dimuat di: Radar Surabaya 27 Maret 2016

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gagal rekaman untuk ditayangkan di acara Talkshow Kick Andy yang dipandu Andy F Noya, pada Maret 2014 lalu. Pihak Istana keberatan atas beberapa daftar pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu minta dibuang dan diganti dengan prestasi SBY. Sementara pemandu acara tersebut tak mau diatur-atur.

Panglima TNI Jenderal Wiranto akan bernasib sama seperti SBY andai meminta sebagian pertanyaan tidak dilontarkan atau tidak ditayangkan saat Andy mewawancarainya di RCTI terkait kegiatan politik dan gerakan makar yang bertujuan menggulingkan rezim Orde Baru pada waktu itu.

Andy bercerita dalam buku biografinya tentang hal itu. "Sebelum wawancara, kutanyakan apakah daftar pertanyaan yang akan diajukan akan dia lihat lebih dulu? Wiranto menggeleng. Hal itu kulakukan karena aku keberatan jika pertanyaan yang kuajukan "disensor” lebih dulu." (hlm. 322).

Andy tegas memegang teguh kode etik profesi wartawan. Jurnalisme adalah agamanya. Tak heran jika ia sangat keras terhadap segala bentuk praktik yang berpotensi memengaruhi independensinya, lebih-lebih "amplop". Telah banyak "korban" Andy di Metro TV akibat konsistensinya menegakkan kode etik profesi.

"Selama menjadi Pemimpin Redaksi Metro TV, cukup banyak wartawan yang aku "pecat". Baik yang berkaitan dengan disiplin, kode etik, maupun kejujuran. Dalam tiga hal itu, aku tidak bisa kompromi. Bahkan atas sikapku itu, Surya Paloh sering mengkritikku. Dia menilai aku terlalu keras dan kaku. Tapi keyakinanku sangat kuat bahwa untuk meletakkan fondasi yang kokoh bagi sebuah lembaga, terutama lembaga penyiaran, tiga hal tersebut merupakan syarat mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar." (hlm. 372-373).

Andy bak malaikat penjaga neraka yang kaku dan tak mengenal kemanusiaan dalam menegakkan aturan dan disiplin. Penilaian itu didasarkan pada pemecatan reporter Metro TV karena menerima "amplop" dalam suatu liputan peluncuran buku seorang jenderal TNI. "Amplop" itu diambil karena kasihan kepada sopir mobil operasional Metro TV yang anaknya sedang sakit. Seluruh uang dalam "Amplop" diserahkan kepada sang sopir.

Waktu itu yang melakukan liputan tiga orang, terdiri dari reporter, sopir, dan camera person. Yang Andy pecat bukan hanya reporter dan sopir, tapi juga camera person. Camera person turun diberhentikan karena dia melihat kejadian tersebut, tapi tidak melaporkan. Diamnya camera person dianggap persekongkolan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar